
Judul : Mei Hwa dan Perempuan Separuh Kayu
Penulis : Afifah Afra
Penerbit : Indiva
Terbit : Cetakan pertama, Januari 2014
Tebal : 368 halaman
ISBN : 978-602-1614-11-2
Harga : Rp55.000,00
Mei Hwa, seketika novel ini
telah membuatku menarik perhatian. Bukan karena covernya. Tetapi, karena
sinopsis yang ada dibelakangnya membuatku penasaran. Tanpa pikir panjang, aku
segera meraihnya di antara buku-buku yang semuanya menarik perhatianku. Tapi,
aku memutuskan untuk mengambil dan segera membacanya.
Ternyata, betul dugaanku novel
Mei Hwa sangat berbeda. Pertama aku membaca di halaman pertama sempat membuatku
bingung. Ini tentang apa ya? Makin penasaran, aku melanjutkan ke halaman
seterusnya. Aku di bawa ke masa lampau, dimana masa itu belum pernah kurasakan.
Namun, penulis bisa membuatnya seakan-akan pembaca di bawa larut ke dalam
perjalanan di masa lampau. Seperti flash back, novel Mei Hwa semakin membuatku terus
untuk menyelesaikannya. Dengan tokoh yang yang berbagai macam karakter apalagi
di situ tertera jelas bagaimana perjuangan seorang Mei Hwa mau tidak mau harus
kehilangan kehormatan, sekaligus kehilangan mama, papa, dan kedua kakaknya
akibat huru-hara di era tahun 1998.
Namun, di balik ketepurukannya
Mei Hwa bertemu seorang perempuan yang sering menyebut dirinya sebagai
perempuan separuh kayu yang dulunya akibat kekejaman penguasa G30S PKI. Perempuan
separuh kayu tersebut mencoba menyemangati Mei Hwa agar dirinya tidak rapuh. Perempuan
seperuh kayu tahu bahwa Mei Hwa yang sering dipanggil kapas bisa bangkit lagi.
Penulis
begitu pandai membuat alurnya agar pembaca untuk tidak berhenti membaca novel
Mei Hwa. Selain itu juga, pesan yang disampaikan sangat sarat makna.
Makasih review-nya dik... semoga kebingungannya terjawab :-)
BalasHapus