Rabu, 17 Juli 2013

SAYEMBARA PUISI DAN CERPEN TINGKAT PELAJAR BALAH BAHASA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Deadline 30 Agustus 2013



Dalam rangka menyambut Bulan Bahasa Tahun 2013, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menggelar Sayembara Penulisan Puisi dan Penulisan Cerita Pendek (Cerpen) bagi siswa SMP, MTs, SMAN, MA dan SMK se-Kalimantan Barat. Sayembara tersebut dimulai dari (14/6/2013) hingga (30/8/2013).

Syarat dan Ketentuan Puisi

1. Para peserta sayembara bebas memilih tema.
2. Puisi yang dikirimkan harus asli, bukan saduran atau terjemahan serta belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara serupa.
3. Puisi yang dikirimkan ditulis dalam bahasa Indonesia
4. Dikirim dalam bentuk cetak dengan kertas ukuran A4 spasi 1.5 dan jenis huruf Arial 11.
5. Setiap peserta maksimal mengirimkan 3 puisi,
6. Lampirkan foto kopi KTP atau kartu pelajar.
Syarat dan Ketentuan Cerpen

1. Cerita pendek dengan tema bebas
2. Tidak mengarah pada pornografi dan tidak berpotensi menimbulkan konflik yang berkaitan dengan SARA.
3. Cerpen yang dikirim tidak pernah dipulikasikan dan belum pernah mengikuti sayembara yang serupa.
4. Naskah cerpen diketik rapi di atas kertas ukuran A4, spasi 1,5, huruf Times New Roman 12 dan tidak bolak balik.
5. Panjang karangan 5-8 halaman.
6. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah cerpen
7. Lampirkan biodata serta foto kopi KTP atau kartu pelajar
8. Naskah yang dikirim dibuat rangkap 3.

Paling lambat naskah diterima oleh panitia sayembara tanggal 30 Agustus 2013 cap pos. Naskah dapat dikirimkan langsung ke alamat:
BALAI BAHASA
Jl. Ahmad Yani
Pontianak 78121.

Hadiah
 Pemenang lomba akan diumumkan pada bulan September 2013. Dengan masing-masing hadiah antara lain
* Juara mendapatkan Rp. 1.850.000.
* Juara 2 mendapatkan Rp. 1.500.000.
* Juara 3 mendapatkan Rp. 1.000.000.
* Juara harapan 1-3, Rp. 500.000.

 Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi
 Gulana: 08125627660.

LOMBA MENULIS CERPEN, ESAI DAN PUISI LINGKAR PUISI DAN PROSA – LEMBAGA BHINNEKA


GERWANI:
SUNDAL PERKASA IBU BANGSA YANG MENOLAK MATI?


Momok itu berusia 47 tahun. Perempuan setengah telanjang dengan leher berkalung bunga, rambut terurai acak-acakan, menari dengan dendang “genjer-genjer” , keranjingan di depan tubuh sekarat para jenderal angkatan darat yang kelaminnya disayat dan matanya dicungkil setelah sebelumnya diberondong senjata oleh barisan kader dari partai berlambang palu arit.

 Momok itu hidup panjang di urat nadi kita, setelah film besutan Arifin C. Noor menampilkan Syu’bah Asa dengan bibir pucat, terus-menerus merokok dalam ruangan yang nyala lampunya hanya menyinari tangan, dan mengomandoi gerakan subuh 1 Oktober 1965 dalam perannya sebagai Aidit.

 Momok itu melesak dalam otak kita saat intro lagu “genjer-genjer” yang pernah dipopulerkan Bing Slamet dan Lilis Suryani. Membuat kuduk meremang karena kepala tanpa sadar memutar adegan bocah perempuan, bersimpuh di lantai yang menggenang darah, membasuhkan darah itu ke wajah hingga dada dengan tangannya. Menangis, meraung dan berteriak, “Papi….Papi!"

 Momok itu menolak mati, meski bocah perempuan itu kini telah sanggup menengok makam ayahnya, almarhum Brigadir Jenderal TNI DI Panjaitan, bersama dengan putra Ketua PKI. Di sebuah acara televisi, ia akhirnya bahkan memaafkan dan meminta maaf kepada Ilham Aidit karena merasa sepenanggungan. Ia, bocah dulu yang kini berusia 64 tahun itu, Catherine Panjaitan, bahkan menengok makam ayahnya bersama Ilham, 1Oktober lalu.

 Namun momok itu ternyata tak turut pergi dengan rekonsiliasi anak pahlawan revolusi dan anak pemimpin PKI. Politisasi terhadap tubuh perempuan telah berhasil membuat ingatan terhadap tragedi 1965 menjadi lebih memualkan daripada kelebat kelewang dan penggal kepala dari ribuan orang yang dianggap simpatisan PKI. Dan Gerwani, organisasi perempuan dengan kesadaran politik paling maju yang pernah dimiliki Indonesia, menjadi pusat seluruh umpat.

 Penistaan, pelecehan, penyiksaan dan perkosaan secara seksual terhadap ratusan ribu perempuan yang dimasukkan ke kamp-kamp konsentrasi seolah kemudian menjadi sah karena mereka adalah perempuan “binal” dan para “pelacur” yang menyilet para “pahlawan”.

 Tak peduli bahwa, segera setelah Gestok meletus, Soekarno membeberkan hasil visum dokter RS Angkatan Darat Gatot Subroto yang menyatakan para jenderal itu tak pernah disilet dan dicungkil mata; tak peduli bahwa sejumlah kesaksian telah menyatakan bahwa “tari harum bunga” itu hanya rekayasa tentara yang dibikin di Penjara Bukit Duri; tak peduli bahwa sejumlah bukti menunjukkan para perempuan yang dipaksa menari harum bunga ini adalah remaja yang ditangkap acak di jalan dan disuruh melakukan di bawah tekanan dan intimidasi; ingatan tentang momok perempuan setengah telanjang yang keranjingan di depan tubuh para jenderal itu mengeroposkan otak jernih kita.

 Tubuh perempuan telah menjadi senjata paling ampuh untuk meluluhlantakkan salah satu gerakan politik yang termaju pada masanya. Maka, di Monumen Pancasila Lubang Buaya, Soeharto merasa sah mengekalkan tari harum bunga itu dalam relief. Dan seperti jamaknya dongeng, seorang pahlawan berparas rupawan muncul sebagai penyelamat di zaman yang galau. Mengusulkan “pertobatan” bagi para perempuan “binal” ini lewat peran sebagai ibu yang asih. Relief di monumen yang kukuh berdiri hingga hari ini itu, mengukir citra perempuan “utama” dengan kebaya rapi, rambut bergelung konde, dan mendekap si buah hati. Tubuh perempuan harus “disucikan” untuk sebuah misi penyelamatan. Dan obsesi terhadap tubuh perempuan terus mendominasi politik negeri ini, bahkan setelah Soeharto pergi dan rezim berganti. Puluhan perda yang sibuk “mengurus” tubuh perempuan muncul dari Aceh hingga Sulawesi. Para politikus negeri ini yakin bahwa Indonesia akan beres dengan “mengerangkeng” tubuh perempuan dan menambah jam pelajaran agama.

 Tapi saat Putri, remaja usia 16 tahun, akhirnya mati menggantung diri di kamar tidurnya di Lhangsa karena malu jadi korban sweeping semena-mena polisi Syariah, agaknya kita perlu katakan cukup untuk seluruh absurditas ini. Yang mati di negeri ini bukan semata tubuh, tapi spirit pengharapan. Dan jika harapan mati, maka yang menyusul kemudian adalah amuk. Lalu kita akan menyaksikan ulang sejarah gelap itu, tubuh-tubuh tanpa kepala yang memenuhi kali, saudara sekandung yang berhak dihabisi atas nama ideologi, dan kamp-kamp konsentrasi yang membikin jeri (Sumber: SHNews.com, Sinar Harapan Online, Rabu 3 Oktober 2012)

Ketentuan Lomba

  1. Ketentuan Umum

1. Lomba dibuka untuk umum (WNI/WNA) dan naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia.
2. Peserta telah bergabung dalam grup Lingkar Puisi dan Prosa – Lembaga Bhinneka dan twitter @LembagaBhinneka.
3. Tema lomba adalah GERWANI. Waktu pengumpulan naskah : 1 Juni 2013 (00.00 WIB) – 17 Agustus 2013 (Pukul 20.00 WIB)
4. Peserta wajib menyebarluaskan informasi lomba ini dengan men-tag minimal 10 teman.
5. Peserta hanya boleh mengikuti dua jenis lomba dan mengirim satu naskah terbaik.
6. Karya merupakan karya asli bukan saduran dan belum pernah dikirim dan diikutkan pada lomba atau media massa atau blog.
7. Peserta mengirim dua file dalam satu email. File pertama berupa naskah yang diikutkan dalam lomba. File kedua berisi biodata narasi.
8. Naskah dikirim ke email Lembaga Bhinneka lingkarpuisiprosa@gmail.com dalam attachment dengan subjek Nama-Judul-Jenis Lomba (C/P/E).

  1. Ketentuan Khusus
Cerpen

1. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin 4-4-3-3 (Kanan-Atas-Kiri-Bawah), jenis huruf Times New Roman 12 (tidak ada perbedaan jenis dan ukuran huruf dalam bagian naskah) dan spasi 1,5.
2. Panjang naskah 4-10 halaman.

Esai (ini saya edit, karena dalam KBBI nggak ada kata ESSAY, ada juga ESAI)
1. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin 4-4-3-3 (Kanan-Atas-Kiri-Bawah), jenis huruf Times New Roman 12 (tidak ada perbedaan jenis dan ukuran huruf dalam bagian naskah) dan spasi 1,5.
2. Panjang naskah 1-8 halaman.
3. Naskah dilengkapi dengan daftar referensi bila naskah berisi data atau teori.

Puisi

1. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin 4-4-3-3(Kanan-Atas-Kiri-Bawah), jenis huruf Times New Roman 12 (tidak ada perbedaan jenis dan ukuran huruf dalam bagian naskah) dan spasi 1,5.
2. Panjang naskah 2 halaman.

Pengumuman Hasil Lomba dan Hadiah
 Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 1 Oktober 2013
Juara 1 : Rp. 400.000,00 + Buku Antologi Amarah
Juara 2 : Rp. 200.000,00 + Buku Antologi Amarah
Juara 3 : Rp. 100.000,00 + Buku Antologi Amarah
15 Naskah terbaik dari setiap jenis lomba akan diupayakan untuk dibukukan atau dipublikasi di website lembagabhinneka.org

 Selamat berkarya!
 LINGKAR PUISI DAN PROSA – LEMBAGA BHINNEKA

LOMBA MENULIS CERPEN "JIKA AKU MEREKA" GagasMedia - Mitra Netra - Majalah Diffa


Apa rasanya menjadi mereka yang tak mampu melihat?
 Apa rasanya menjadi mereka yang tak mampu mendengar?
 Apa rasanya memiliki keterbatasan?
JIKA AKU MEREKA, maka aku...


Ikuti lomba menulis cerpen "JIKA AKU MEREKA" yang diadakan oleh GagasMedia, Mitra Netra, dan majalah Diffa.

Ketentuan

1. Lomba terbuka untuk semua umur dan tingkat pendidikan

2. Panjang naskah 5-10 halaman (1 spasi, TNR 12, A4, margin by default). Cerita harus berdasarkan KISAH NYATA dan belum pernah dipublikasikan oleh media mana pun (Cetak/online)

3. Kirimkan naskah kamu (plus surat pernyataan orisinalitas karya yang bisa di-download di sini (buat yang nggak punya akun 4shared atau males registrasi, silakan download di Mediafire aja, di sini) kirim naskah ke e-mail: jikaakumereka@gmail.com (dalam bentuk attachment) dengan format subject: LOMBA CERPEN - JUDUL - NAMA KAMU
Naskah boleh dikirim lebih dari satu dan dikirimkan masing-masing dalam e-mail terpisah bersama surat pernyataan orisinalitas

4. Lomba menulis cerita inspiratif bertema disabilitas diselenggarakan mulai 1 Juni dan ditutup pada 17 Agustus 2013, pukul 23.59 WIB

5. Akan dipilih karya-karya terbaik dari 12 penulis yang akan dipublikasikan dalam sebuah buku kumpulan cerita inspiratif yang terbit pada bulan Desember 2013. Masing-masing pemenang juga akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 500.000

6. Nama-nama pemenang akan diumumkan pada 1 Oktober 2013 di website GagasMedia, Mitra Netira, dan majalah Diffa


Lomba Menulis Cerpen “Pendidikan" by Kreasi Maju Berprinsip (DL: 15 Agustus 2013)



Tema
Bukti Pengabdian terhadap Pendidikan Indonesia
Pendidikan Karakter dan Pengaruhnya terhadap Dunia
Peran Pendidikan bagi Pembentkan Moral dan Karakter Bangsa

Jadwal Pendaftaran dan Pengiriman
15 Juli - 15 Agustus 2013

Persyaratan
1. Lomba ini gratis.
2. Peserta tercatat di SMA/SMK/MA sederajat, baik di lingkup DIY atau JATENG.
3. Peserta hanya dapat mengirimkan satu naskah cerpen terbaik, dilengkapi sinopsis di file terpisah dari naskah cerpen.
4. Jumlah kata dalam naskah cerpen 1500-3500 kata.
5. Cerpen merupakan karya asli penulis dan bukan PLAGIAT serta belum pernah dimuat di media manapun.
6. Naskah cerpen dikirim melalui email: cerpenmpuny2013@gmail.com dengan menyertakan hasil scan kartu pelajar (format jpg), serta data diri (termasuk foto) secara lengkap sebelum tanggal 15 Agustus 2013.
7. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 30 Agustus 2013.
8. Ketentuan lebih lanjut dapat dilihat di FB/Twitter “Kreasi Maju Berprinsip" (Kremus).

Hadiah
Thropy Rektor UNY
Uang Pembinaan total 1 Juta
Sertifikat
Contact Person
Riski Y. 089672344569
Febriana 085755875905